review film ali dan ratu ratu queens

 

Malem ini gua ngabisin waktu dengan nonton film dan film yang gua pilih adalah ali dan ratu ratu queens, setelah seliweran hampir semingguan di timeline twitter gua soal seberapa bagusnya ini film dan setelah gua nonton review di channel yutub favorit gua yaitu sumatranbigfoot akhirnya makin yakin buat nonton ini film.

ARRQ jelas bukan salah satu film yang menguras air mata saya layaknya miracle in cell No. 7, brother of the year, atau my idiot brother, gina s noer selaku penulis naskah sepertinya tidak ingin membawa ARRQ ke arah sana, bukan hal yang buruk juga menurut saya, karena di banyak aspek ARRQ tetap bagus.

Film ini tidak latah seperti kebanyakan film yang mengambil syuting di luar negeri yang hanya jualan pemandangan saja. New york benar hadir karena memang mamahnya ali ada disana bukan sekadar latar yang dipaksakan.

Kalau saya boleh menduga duga dan sok tau terhadap garis besar film ini, satu hal yang langsung terbersit di pikiran saya pada awal awal menonton film ini adalah perasaan sakit karena kehadiran kita tidak diharapkan, tidak disambut sedemikian rupa sebagaimana dalam pikiran kita. Sebagian dari kita mungkin pernah ada di posisi ini dan jujur saya pun pernah, perasaan kita tentu nyesek, sakit hati, bingung. Bagaimana ga nyesek, sudah kadung duluan jauh jauh ke new york bertemu ibu yang sudah bertahun tahun tidak bertemu eh responnya malah menutup pintu, kaget, dan seperti tidak mengharapkan kehadiran kita.

Namun ARRQ ingin menunjukkan bahwa, kita gabisa terus terusan makssa orang untuk nerima kita, berada dalam posisi tidak diharapkan untuk ada maka kita harus move on, melangkah maju. Masih ada tempat yang menerima kita dengan tulus dan ikhlas.

Pada akhirnya ARRQ jadi salah satu film yang layak dinikmati di netflix tahun ini dan jangan lupa beri tepuk tangan lagi untuk gina s noer karena lagi lagi sukses membuat naskah film yang matang. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Sal Si Ya

14 yang ke 22

Review Film Ngeri-Ngeri Sedap