Review Film BROKER

Mempertanyakan kembali, apa itu keluarga? 


@zipcinema


Apa itu keluarga? Selama ini mungkin kita bertanya-tanya, apakah keluarga adalah sebuah unit yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan terhubung karena ikatan darah? Mungkinkah orang tua yang membuang anaknya, tetap bisa disebut sebagai orang tua si anak? Lagi-lagi hirokazu koreeeda sutradara kenamaan asal jepang kembali bermain-main dengan tema keluarga, khususnya yang bertemakan stranger family setelah sebelumnya membahas keluarga dalam film SHOPLIFTER yang sukses besar di cannes film festival, koreeda kembali dengan film keluarga lainnya yang berjudul BROKER. Dibintangi oleh song kang hoo (parasite) IU (hotel del luna) dan kang do woon ( TTB Peninsula). Bercerita tentang song young yang kehilangan anaknya setelah menyimpannya di dalam kotak bayi yang ada di gereja, setelah itu kisah pun dimulai.




Dikemas dengan gaya film ala road movie, broker menjadi film yang sangat menarik untuk diikuti, walau terkesan membosankan pada fase awal film karena temponya yang memang lumayan berjalan dengan lambat, di fase awal ini koreeda berusaha memperkenalkan setiap karakter dalam filmnya (jadi buat kalian yang menonton dimohon untuk sabar dalam mengikuti jalan cerita filmnya). Setelah bagian pengenalan karakter dan konflik dimulai film ini menjadi sangat menyenangkan untuk diikuti karena semakin kita mengetahui motif dari setiap karakter, kenapa melakukan ini dan melakukan itu.

Akting yang ditunjukan  serta keterikatan antar para karakter pun layak diacungi jempol, kehadiran tiap karakter dengan motif yang beragam membuatnya sangat menarik. Sang hyun yang diperankan oleh song kang hoo diganjar aktor terbaik festival film cannes, begitupun akting IU sebagai song young seorang ibu muda labil yang kehilangan anaknya berhasil dibawakan dengan sangat baik olehnya. Soal kualitas penyutradaraan dari koreeda sendiri tidak perlu diragukan, pengambilan gambarnya sangat memanjakan mata, sesekali hanya menunjukkan gambar yang terkesan tidak penting namun bermakna, begitu pula dengan dialog di dalam film yang membuat kita mempertanyakan kembali soal moralitas yang ada, bukan salah atau benar, tapi sudut pandang apa yang diambil.

Hal yang menarik saat membicarakan film ini adalah, banyaknya isu berat yang dibawa mulai dari perdagangan manusia, sistem adopsi, nyawa manusia, sistem kotak bayi. Mengenai kotak bayi atau baby box sendiri mungkin kurang familiar di Indonesia. Baby box adalah tempat penyimpanan bagi anak anak yang dibuang oleh orang tuanya, karena orang tua tidak menginginkannya, di jepang dan korea sendiri baby box banyak menimbulkan perdebatan di masyarakat karena terkesan membuat orang tua dengan mudah menelantarkan anaknya. Sepanjang film sendiri gua mempertanyakan, langkah apakah yang akan gua ambil kalo gua ada di posisi song young, akankah gua membuang anak gua sendiri ataukah sedari awal akan menggugurkannya? Bukan berarti dari kedua pilihan ini ada yang benar dan paling baik, tapi itulah yang jadi dilema dalam tema kali ini.

Buat kalian yang mau menghabiskan waktu dengan menonton film, segeralah tonton film ini di bioskop terdekat sebelum turun layar, hindari menonton di jam jam yang bikin ngantuk dan siapkan badan kalian. film ini akan jadi film yang personal bagi setiap orang, mungkin film ini bukan film yang akan membuat kita menangis tersedu-sedu, namun sanggup membuat sesak dan ikut bersimpati sekaligus mempertanyakan, sudah tepatkah keputusan mereka?


 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Sal Si Ya

14 yang ke 22

Review Film Ngeri-Ngeri Sedap