Epos

Kalau ada yang bertanya kepada saya salah satu karya sastra klasik apa yang paling saya suka dan saya rekomendasikan kepada orang-orang adalah kisah mahabharata. Saya begitu terpesona saat pertama kali melihat dalam bentuk komik yang ada di rumah nenek saya, waktu itu bab  yang saya baca adalah soal kelahiran kurawa yang diceritakan begitu ajaib dan juga 'mistis' kelahiran kurawa digambarkan begitu ajaib karena  hanya seonggok daging dan ditutupi  daun oleh gandari, dan dengan segala keajaibannya kurawa pun lahir dengan jumlah 100 anak. Saat membacanya usia saya mungkin saat itu sekitar 10 tahun.

'Jatuh cinta' pada pandangan pertama ternyata semudah itu, setelah dari perjumpaaan pertama itu saya mulai membaca lebih banyak lagi mengenai mahabharata, apalagi kisah mahabharata ini sempat ramai kembali di indonesia karena ANTV menyiarkan serial mahabharata kembali, makin-makinlah saya jatuh cinta dengan kisah ini.

Mengapa saya bisa begitu suka dengan kisah mahabharata? Kisahnya sebenarnya simpel, yaitu menceritakan tentang perselisihan antara korawa dengan pandawa untuk memperebutkan kerajaan hastinapura. namun bagi saya kisah mahabharata lebih dari sekedar perebutan hak kerajaan saja, tetapi juga kisah kisah anak manusia di dalamnya yang begitu kompleks, salah satu hal yang paling saya sukai dari penggambaran tokoh di dalam mahabharata adalah tidak ada tokoh yang benar-benar suci dan tanpa cela, setiap tokoh tidak digambarkan sebagai hitam atau putih, maupun malaikat dan iblis layaknya  penggambaran tokoh tokoh pada FTV dan beberapa serial indonesia yang menggambarkan manusia hanya pada dua spektrum yakni jahat dan baik, sehingga mengesampingkan nilai nilai yang ada pada manusia itu sendiri.

Penggambaranan watak dari tokoh tokoh di mahabharata begitu kompleks dan bisa dikatakan sangat sesuai dengan manusia pada umumnya. Saya ambil contoh adipati karna si raja angga yang terkenal sebagai pemanah yang hebat, walaupun digambarkan angkuh dan sombong ternyata dia begitu murah hati terhadap orang orang, contoh lainnya adalah duryodana yang digambarkan sebagai tokoh angkuh, arogan dan juga hanya mengandalkan kekerasan ternyata bisa begitu baik hati mengakui adipati karna sebagai teman dan mengangkatnya sebagai raja angga.

Jangan lupakan juga mengenai karma, kutukan,sumpah, nazar yang diucapkan para tokoh begitu berarti dan sangat berpengaruh di kemudian hari. semacam pengingat bagi kita semua bahwa segala ucapan dan tindakan pasti ada konsekuensi yang menyertainya.


cukup sekian dulu mungkin tulisannya, saya lanjut di yang kedua dan masih soal mahabharata,
barangkali ada diskusi cus tulis di kolom komen.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Sal Si Ya

14 yang ke 22

Review Film Ngeri-Ngeri Sedap