Empat belas yang ke dua puluh dua kalinya Mungkin gua lebay, sok tua atau semacamnya kalo dibandingkan dengan orang lain yang sudah lebih tua daripada gua, padahal mereka sudah menjalani hidup lebih lama bahkan ada yang usianya dua atau tiga kali lipat umur gua sekarang, tapi di tulisan ini gua mau berbagi cerita saja soal kesempatan hidup di bumi ini. Tahun dua ribu dua puluh dua tanggal empat belas juli gua genap berusia dua puluh dua tahun. Pas gua nyadar umur gua sudah dua puluh dua gua mikir, perasaan baru kemarin gua delapan belas tahun, ngasih pidato penutup yang belibet pas perpisahan SMA dan baru saja keterima SBM, terus jadi mahasiswa baru, ngerantau, ketemu teman-teman baru, taunya udah empat tahun berlalu. Perasaan baru kemarin papa gua meninggal dan bikin gua down karena gatau keluarga gua bakal bagaimana kalo gaada papa, taunya sudah hampir satu setengah tahun berlalu. Ternyata keluarga masih bisa survive setelah ditinggalin papa, puji Tuhan juga kaka gua langsung keter...
Catatan Kecil Kota Besar Terima kasih Bogor untuk 18 tahun yang sangat luar biasa. Tempat dimana saya menemukan arti cinta, persahabatan, dan segala hal yang luar biasa lainnya. Kubuatkan sebuah catatan kecil yang tak bisa kulupakan. Pertama yaitu sudah pasti soal Jalan raya yang masih dipenuhi oleh angkot yang luar biasa banyaknya. Lapangan sempur yang semakin nyaman dan mengasyikan untuk lari. Taman taman yang semakin bagus dan semakin banyak. Mari kita kembali ke masa smp. Masa-masa yang menurut saya benar benar zaman peralihan, bertemu dengan orang-orang baru,suasana yang mengasyikan, aktif di organisasi, membuat klub futsal Walau tak semuanya hebat bermain futsal :) . Dan satu hal yang sangat spesial dan tidak bisa dilupakan bertemu dengan cinta pertama saya. Seseorang yang membuat saya merasa tak ingin jauh dan tak ingin hilang, seseorang yang menancapkan bekas begitu dalam dihati baik itu kesedihan maupun rasa senang yang amat dalam . Dan sayangnya kami...
Perasaan merasa siap saat kehilangan sesuatu memang selalu berbeda dengan kenyataan yang ada, dulu pas papaku meninggal, sebelumnya aku selalu merasa siap akan kehilangan, karena umur papa yang memang sudah tua dan juga punya beberapa penyakit, aku selalu meyakinkan diriku bahwa kematian adalah hal yang pasti jangan sampai merasa terlarut dalam kesedihan, namun tetap saja saat di mana momen itu datang aku tetap menangis sekeras kerasnya, tetap bersedih selama beberapa hari, tetap saja hatiku merasa kosong dan bingung, begitupula saat aku putus, dulu pas smp saya menangis karena putus dengan pacar pertama saya, alasannya putus karena kami beda sekolah, dulu sedih banget rasanya, karena saya memang tidak siap, tidak rela. Butuh waktu bertahun tahun lamanya bagi saya untuk move on, untuk melangkah ke depan, yang terbayang saat ingin mencoba memulai hubungan dengan orang lain adalah mantan saya ini, hingga akhirnya saya bisa melewati masa masa tersebut. Sekarang kejadian ini terulan...
Komentar
Posting Komentar